MENGENAL LEBIH DEKAT SEJARAH PAVING BLOK
menurut alamat website http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51356/Chapter%20II.pdf;jsessionid=4ED68805ACB4FE239DD771838C3F74FB?sequence=4
Sejarah Paving Block
Penggunaan paving block beton untuk jalanan pertama kali dipakai di
Netherlands setelah perang dunia ke II. Pada awalnya menggunakan bata sebagai
bahan perkerasan di Netherlands sebelum perang dunia ke II . Akan tetapi,
karena persediaan bata pada saat itu mulai menipis maka paving block digunakan
sebagai gantinya. Setelah perang dunia ke II, paving block mulai banyak dipakai
pada hampir seluruh jalanan di Rotterdam. Teknologi ini menyebar dengan
cepat ke Jerman dan Eropa Barat sebagai metode yang berguna untuk trotoar
pejalan kaki maupun kendaraan beroda . Saat ini paving block beton yang
dipasang sebagai standar permukaan aspalan di Eropa sudah lebih dari
100.000.000 m2
setiap tahunnya [12].
Paving block atau bata beton (concrete block/ conblok) berdasarkan SNI 03-0691-
1996 merupakan produk bahan bangunan yang digunakan sebagai alternatif
pengerasan permukaan jalan yang dibuat dari campuran semen, air dan agregat
dengan atau tanpa campuran bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata
beton tersebut . Diantara berbagai macam alternatif pengerasan jalan, paving
block lebih memiliki banyak keuntungan baik dari segi bentuk, ukuran, warna,
corak dan tekstur permukaan serta dari segi kekuatannya.
2.3 Metode Pembuatan Paving Block
Paving block pada cara pembuatannya dapat diklasifikasikan kedalam dua
metode adalah sebagai berikut:
- Metode Konvensional
Metode ini adalah metode yang pada pengerjaannya hanya
membutuhkan alat cetakan paving block dan dilakukan dengan cara
menuangkan mortar cair (wet mix) ke dalam cetakan. Metode ini juga
banyak digunakan di kalangan masyarakat sebagai industri rumahtangga karena selain alat yang digunakan sederhana, juga mudah
dalam proses pembuatannya sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja
[12]. Untuk metode konvensional akan diperlihatkan pada gambar 2.1. - Metode Mekanis
Metode mekanis juga disebut sebagai metode press (dry mix). Metode
ini masih jarang digunakan karena menggunakan alat yang relatif
mahal. Metode mekanis biasanya digunakan pada pembutan paving
block oleh pabrik dalam skala yang besar. Alat yang digunakan pada
pembuatan paving block dengan metode mekanis adalah mesin
compression aparatus . Prinsip kerja pembuatan paving block
dengan metode mekanis
standard mutu paving blok
Paving block pada aplikasinya memiliki berbagai warna yang unik, bentuk
maupun tekstur yang dapat dipasang pada banyak ikatan dan pola peletakan.
Dengan memiliki tampilan yang unik, paving block memberikan keuntungan yang
lebih dari segi bentuknya dan kemampuannya dalam memberikan kesan yangindah dan menarik pada lingkungan dibandingkan perkerasan lainnya
Klasifikasi ketebalan paving block berdasarkan SNI-03-0691-1989 adalah
dengan ketebalan 60 mm, 80 mm, dan 100 mm [3]. Pemakaian paving block pada
aplikasinya sangat beragam yaitu dipakai pada jalan lingkungan perumahan,
mesjid, lahan parkir, jalan pada taman, halaman sekolah, dan lain—lain yang
dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Mutu A: untuk jalan raya
2. Mutu B: area parkir
3. Mutu C: pejalan kaki
4. Mutu D: taman dan penggunaan lain